Artikel tersebut menyatakan: “Menjadi sempurna, dia [Yesus] dapat melihat kemarahan seorang Farisi yang tidak terucapkan, pertobatan tulus seorang wanita berdosa, dan sikap seorang janda yang mengorbankan diri sendiri… Namun, seorang hamba Tuhan tidak harus sempurna untuk menjadi pemerhati yang baik. " Kita nampaknya menyatakan bahawa menjadi sempurna akan memberikan satu kebijaksanaan dan kepandaian yang unggul. Apakah asas untuk membuat pernyataan sedemikian? Sekiranya sempurna memberikan satu kebijaksanaan dan kepandaian, mengapa Hawa yang sempurna begitu mudah ditipu?
W12 3/15 hlm. 12, par. 9 - Adakah kesempurnaan menunjukkan kebijaksanaan yang unggul?
by Meleti Vivlon | Semoga 6, 2012 | Commentator Watchtower | komen 3
Saya tidak tahu mengenai anda berdua, tetapi saya merasa lebih baik mengetahui perkara itu.
Tidak, tidak, Apollos, hanya berfungsi sempurna hingga tidak sempurna. Apabila anda sempurna, anda dapat menutup perasaan dan motivasi dalaman anda dengan sempurna sehingga orang lain yang sempurna, yang dapat memahami perasaan dan motivasi dalaman anda, akan tertipu dengan sempurna. Seperti Hawa.
Ya, saya perhatikan yang ini juga. Komen itu dibuat oleh seorang saudari, "Dengan sempurna, Yesus dapat membaca hati."
Jadi itulah akhir 1000 tahun rupanya. Ini adalah motivasi yang baik untuk berusaha menuju kemurnian pemikiran dan juga tindakan, kerana setiap orang akan mengetahui perasaan dan motivasi dalaman anda.
"Saya menghukum anda agar terdedah di hadapan teman sebaya anda" [Pink Floyd - The Wall]