(2 Petrus 1: 16-18). . .Tidak, itu bukan dengan mengikuti kisah-kisah palsu yang dibuat-buat secara artifisial yang kami kenali dengan kekuatan dan kehadiran Tuhan kita Yesus Kristus, tetapi dengan menjadi saksi mata akan keagungan-Nya. 17 Karena dia menerima dari Allah Bapa kehormatan dan kemuliaan, ketika kata-kata seperti ini ditanggung oleh kemuliaan yang luar biasa: "Ini adalah anakku, kekasihku, yang aku sendiri setujui." 18 Ya, kata-kata ini yang kita dengar berasal dari surga saat kami bersamanya di gunung suci.

Saya tidak memperhatikan sampai hari ini bahwa bagian yang Apolos dan lainnya kutip dalam posting dan komentar sebenarnya mengacu pada kehadiran Kristus. Meskipun tidak ada kekurangan dari "cerita-cerita yang dibuat dengan berseni" yang berasal dari orang-orang di semua agama, Petrus secara tegas mengacu pada tidak adanya 'dongeng-dongeng' seperti itu dari ajarannya tentang kehadiran Kristus dan apa yang dia saksikan di gunung suci.
Ajaran kami mengenai kehadiran Kristus seperti yang dimulai pada tahun 1914 begitu dibuat-buat sehingga membutuhkan rantai lebih dari selusin asumsi saling bergantung untuk diterima oleh siswa sebelum dapat terlihat agar masuk akal. Penemuan ini dilakukan dengan sangat apik dan terus menyesatkan jutaan orang. Peter tanpa disadari (atau secara ilham) memperingatkan kita tentang hal itu hampir 2,000 tahun yang lalu.
Pertanyaannya adalah: Apakah kita akan memperhatikan atau lebih suka cerita daripada kebenaran?

Meleti Vivlon

Artikel oleh Meleti Vivlon.
    11
    0
    Akan menyukai pikiran Anda, silakan komentar.x